KAMU DAPATKAN LEBIH NAK!

"Wahai para penuntut ilmu semoga Allah Ta'ala menjagamu, ketahuilah bahwa manusia menjadikanmu sebagai contoh dan teladan mereka. Dengan perkataan dan perbuatanmu. Dan peliharalah agar manfaat yang engkau miliki dapat berimbas ke orang lain"

Ketahuilah! bahwa keburukanmu dapat memberi dampak kepada orang lain sebagaimana kebaikanmu. maka orang yang duduk bersamamu akan meneladanimu dalam banyak hal . ( Abdul AzizBin Muhammad bin Abdullah:2013).

Madrasah adalah tempat terjadinya interaksi tingkat tinggi. Dengan intensitas yang sangat luar biasa. Perilaku satu orang berimbas ke yang lain. Hingga yang paling kecil, pandangan mata, senyuman sinis, gurauan pujian berimbas ke yang lain. Terjadi pada siapapun. 

Mengapa begitu? simple, karena sikap adalah cerminan hati. Mari kita pegang hal ini sebagai dasar kuat. Fundamen sekali. Pembiasaan sholat yang dilakukan di madrasah bukan hanya mengajarkan tata cara sholat. Mulai berwudlu, adab masuk masjid, syarat syah sholat dan sebagainya. Namun lebih dari itu. 

Ada seorang ayah yang mngeluhkan lingkungan masyarakat yang rusak, sehingga sulit untuk menyediakan lingkungan yang kondusif bagi anaknya. Nah! madarasah menjadi harapan besar bagi semua orang tua, untuk memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak. Kondusif secara dhahir dan batin. Pembiasaan ibadah, pembiasaan adab keseharian adalah dhohir nampak. Yang semua itu perlu di bungkus dengan kebersihan hati . Sehingga menghasilkan sikap dan perilaku karimah. Perilaku mulia yang mendatang rahmat dan hidayah Allah.

Semua itu menjadi bisa di sediakan madrasah  bagi anak didiknya, sehingga madarasah dapat merencanakan pendidikan  dan bertekad kuat untuk menjadikan anak didik seperti malaikat yang berjalan di tengah-tengah orang.

Dari sinilah, tibalah saatnya pembiasaan , pendisiplinan mengambil perannya. Dalam proses perumbuhan penguatan tauhid seorang anak didik, akhlak yang mulia, jiwa yang agung dan etika yang lurus. Ini pekerjaan agung bagi semua elemen madrasah.

Anak didik yang mendapatkan pendidikan yang baik, mendapatkan lingkungan yang kondusif lahir batin, teman yang shalih. Maka akan terdidik dalam akhlak yang mulia, keimanan, ketakwaan, serta terbiasa dengan setiap etika yang luhur dan mulia. Nah kita ke pokok masalah. 

Jangan pernah remehkan hal kecil! 

Menata SANDAL RAPI SAAT SHOLAT!  adalah hal yang di pandang  remeh. Padahal bukan hal yang mudah  untuk di biasakan. Sifat anak yang cenderung tergesa-gesa. Tidak mau mengalah egois. Sulit tunduk pada aturan . Membuat kebiasaan menata sandal saat sholat di mesjid, saat masuk kelas, menjadi beban. 

Padahal keberhasilah dan kebiasaan menata sandal dengan rapi, yang awalnya dilakukan dengan terpaksa ( mungkin sebagian anak dengan ikhlas) akan menjadi kebiasaan yang bernilai luar biasa. Kenapa? Bukankah di sana ada latihan untuk berbagi, ada latihan sabar menunggu temannya, ada latihan menumbuhkan empati jika melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya. Akan melatih bahwa memakai sandal yang tertata rapi lebih mudah dan nyaman, sehingga tidak terjadi konflik. Bukankan sandal yang semrawut sulit untuk di kenakan. satu sama lain akan mencari, yang kuat akan merasa punya kemampuan mendorong yang lemah. Yang lemah hanya diam terpaku ketakutan. 

Jadi menata sandal adalah sarana pembiasaan tauhid dan adab yang tidak bisa di pandang sebelah mata. 

Filosofis menata sandal dengan rapi. Bagaimana menurut anda ????



Komentar

  1. Matapzz bok. Kok sik sempat nulis ae... πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°

    BalasHapus
  2. Masya Allah, hal yang dianggap sepele dampaknya luar biasa dalam pembelajaran.

    BalasHapus
  3. Kereeeeen bu. Pembiasaan yang harus terus dipupuk untuk menumbuhkan karakter mulia di kemudian hari. Kereen... kereeen... kereeen.....

    BalasHapus
  4. Menata SANDAL RAPI SAAT SHOLAT! adalah hal yang di pandang remeh. Padahal bukan hal yang mudah untuk di biasakan. Sifat anak yang cenderung tergesa-gesa. Tidak mau mengalah egois. Sulit tunduk pada aturan . Membuat kebiasaan menata sandal saat sholat di mesjid, saat masuk kelas, menjadi beban.

    Se7.

    sebuah beban jika dibiasakan maka tak akan terasa sebuah beban tapi kebutuhan.

    BalasHapus
  5. Analogi yang menarik..
    Terimakasih sudah berbagi

    BalasHapus
  6. Terimakasih semua sudah mampir. Di blog sederhana ini...

    BalasHapus
  7. wowow keren bu, salam kenal dari Tangse

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB I. KETABAHAN NABI MUHAMMAD SAW. DAN PARA SAHABAT DALAM BERDAKWAH.

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS 4C

PERMAINAN TRADISIONAL , KEARIFAN LOKAL YANG KAYA MAKNA